Micky, Robert Liong, Santoso Yap, Ferry David, Henry “Boling” Suyono, Riva, Manli

Ide gowes ke Singapore muncul seketika dari obrolan di group BB (baca BlackBerry). Salah satu member mengusulkan agar GF Go International. Pilihan jatuh ke Singapore karena selain dekat juga beberapa GF’ers sudah hafal seluk beluk jalan di Singapore. Setelah melalui diskusi yang sengit maka event ditetapkan tanggal 19-21 November 2010. Event ini menguras waktu dan pikiran karena baru pertama kali event GF dilakukan di luar negeri. Segala persiapan mulai dari tiket, akomodasi, track, cara packing bike, sampai jadwal dan lokasi wisata kuliner sudah dilakukan mulai dari bulan Agustus 2010. Awalnya event ini diikuti 10 orang, tetapi karena satu dan lain hal yang tetap berangkat tinggal 7 orang. Kalo biasanya disetiap event GF selalu mencari Fun (mencari kesenangan), Narsis (berphoto ria), dan Kuliner (makan-makan) maka kali ini ditambahkan Shopping (belanja-belanja). So.... saya mulai cerita perjalanan kami kali ini.
Hari pertama (Jum’at, 19 November 2010).
Jam 03:00 saya mulai bangun dan mulai coba contact satu persatu anggota via BB. Ternyata ada yang tidak tidur karena begitu semangatnya untuk ikut event ini. Setelah memastikan seluruh peserta sudah bangun maka saya berinisiatif sampai lebih awal di Bandara Soeta.
Jam 03:40 saya sudah sampai dan sambil menunggu peserta yang lainnya saya mencoba menghubungi Ferry Badak. Takut dia kembali tidur setelah saya bangunkan. Namun kekhawatiran saya tidak terbukti karena Ferry orang kedua yang sampai setelah saya. Tak lama berselang satu persatu peserta sampai, lengkap dengan peralatannya masing-masing. Setelah check in, kami sarapan pagi dulu (biasa cari yang gratisan di Starbuck dan Airport Lounge) setelah itu terbanglah kami semua ke Singapore.



Setelah kenyang rute dilanjutkan ke tempat temannya Boling untuk mengambil bike. Nah saat itu kami sangat beruntung karena temannya Bro Boling, Si Glenn Marron mau menjadi guide kami. Maka diajaklah kami menuju Mount Faber Park. Dari namanya kita bisa tahu jalannya uphill terus. Makanya jangan bilang kalo di Singapore jalannya cuma datar-datar aja. Karena yang gowes udah lulus Curug Panjang semua alias True GF maka tanjakan ke Mount Faber Park engga terasa berat.





Hari kedua (Sabtu, 20 November 2010)
kami sepakat untuk mulai gowes jam 16:00, alasannya karena cuaca mulai pagi hingga siang hari benar-benar tak bersabahat untuk gowes alias panas banget. Maka mulai pagi hari para peserta memulai acara masing-masing. Saya sendiri pergi ke daerah China Town untuk mencari Vegan Food. Peserta lainnya sudah memulai aktivitas shopping di sekitar Orchard.
Jam 13:00, saya dan Boling yang masih di apartemen dijemput perserta lainnya untuk mengunjungi Bike Shop di daerah Eunos- Ubi Avenue 3.


Setelah tegang disepanjang Orchard Road, kami kembali panik menjelang daerah Eunos karena di perempatan lampu merah, kami melihat ada patrol polisi di sisi depan dan kiri perempatan kami. Terpaksa Boling dan Micky menunduk dan sembunyi dibawah bangku. Untung patroli polisi tidak melihat kami. Setelah aman dari patroli polisi kami kembali dikejutkan karena didaerah Ubi Avenue 1 (2 blok menjelang bike shop) merupakan lokasi markas besar polisi lalu lintas Singapore. Sekali lagi kami beruntung tidak ada polisi yang berpatroli.

Selepas itu kami sampai di bike shop. Ada dua bike shop dengan kapasitas yang lengkap disana. Sebagai informasi tambahan, disana sedang dalam tahap persiapan dibuka bike shop ketiga dengan merek ternama. Adrenalin shopping semua peserta begitu terbakar. Ada yang beli sepatu, cleat, botol air atau sekedar cuci mata.

Sampai di apartemen semua jam 18:30. Khawatir tidak bisa menikmati pemandangan karena gelap maka kami sepakat untuk memulai kembali gowes jam 04:00 esok harinya dan acara kami ganti dengan wisata kuliner.
Atas rekomendasi Robert,


Kurang dari 20 menit kami kembali diajak, sekali lagi maaf, lebih tepatnya ditraktir oleh Santoso untuk menikmati duren di pinggir jalan. Ini buah duren beneran lho (please… buang jauh-jauh pikiran kotornya heheheheheheh). Duren disini diimpor dari Malaysia. Saya sendiri begitu terkejut dengan harga duren kualitas supernya (dibedakan dengan tanda merah dikulitnya). Harga satu Kilogramnya mencapai SGD 30 (kurang lebih IDR 210.000,). Setelah ditimbang, 3 butir Duren beratnya 5kg. Bisa dibayangkan harga 3 butir duren SGD 150 atau lebih dari IDR 1 juta.
Karena tahu harganya mahal, sebagian peserta yang awalnya tidak begitu tertarik untuk makan, penasaran untuk mencobanya. Duren yang kami beli ada 2 jenis, yaitu manis dan pahit. Atas rekomenda


Saya sendiri karena enaknya makan lebih dari 3 biji. Setelah itu saya mencoba duren yang rasanya pahit dan benar-benar luar bisa. Coba lihat saja ekspresi wajah Boling saat menikmati buah duren tersebut, najis tralala khan hehehehe. Setelah puas menikmati wisata kuliner kami kembali ke apartemen untuk beristirahat.
Jam 03:30, sedang asyik-asyiknya tidur, saya terkejut dibangunkan Robert. “Ayooo…. Jadi gowes engga, kalo engga gue tidur lagi nih”, begitu kata Robert. Dengan mata yang malas dibuka, saya coba keluar kamar dan melihat Boling asyik nonton TV di ruang tamu dengan tissue nempel dihidung karena meler. “Gue engga tidur nih” katanya.
Setelah siap-siap maka kami pun meluncur menuju Singapore Flyer di daerah Marina Bay. Disepanjang perjalanan kami bertemu dengan beberapa rombongan sepeda. Tata lampu jalan yang begitu indah kami jumpai disepanjang jalan menuju Singapore Flyer. Setelah narsis di Singapore Flyer, kami menuju Marina Brigde.
Nah lagi-lagi disini design dan tata lampunya benar-benar mengagumkan dan bisa ditebak semua peserta mupeng untuk narsis. Setelah puas, kami melanjutkan perjalan mengelilingi Singapore sambil berhenti di 7 Eleven untuk sarapan pagi.




Sampai di Changi Airport sekitar jam 19:40. Wah… masih lama nih, khan pesawat take off jam 22:10, bisa makan and shopping lagi pikir kami semua. Pas check in bagasi untuk bike terjadilah apa yang dinamakan pemborosan tidak pada tempatnya. Sekedar informasi tambahan untuk bagasi bike masuk kategori Sport Equipment. Perhitungan biayanya berbeda dengan bagasi biasa. Saat kami berangkat dari Jakarta, untuk Bagasi Bike kami hanya dikenakan IDR 150.000,- per bike tanpa memperhitungkan beratnya. Nah… karena kami pikirnya sama, maka saat pulang kami memasukan semua barang belanjaan dan baju kotor, sepatu, pokoknya apapun kedalam dus (tas) untuk packing bike. Pikir kami khan sudah bayar untuk bagasi bike jadi sekalian aja biar engga bayar lagi untuk bagasi barang dan bawa tas ke kabin jadi enteng.
Namun saat check in kita dijelaskan bahwa untuk bike baggage kita harus memba

Pelajaran berharga bagi kami untuk selanjutnya adalah sebagai berikut :
1. Jika membawa sepeda, sebaiknya tidak naik value air seperti Air Asia karena tidak ada bagasi. Jika tidak sebaiknya beli bagasi barang diawal karena harga berbeda dengan di counter. Menurut info Boling, untuk bagasi sepeda tidak bisa dibeli diawal karena yang bisa menentukan kategori bagasi untuk barang bawaan kita hanya petugas counter.
2. Pedal, tools kit, kalo perlu fork, baju (ini apalagi) jangan dimasukan ke tas atau dus sepeda. Masukan ke tas yang bisa dibawa ke kabin karena gratis. Intinya bikin se-ringan mungkin tas atau dus sepedanya.
3. Tanya ke maskapai penerbangan terkait untuk bagasi sepeda, dikhawatirkan masing-masing maskapai mempunyai regulasi sendiri mengenai bagasi sepeda.
4. Terakhir gunakan frame dan part sepeda yang ringan. Untuk yang satu ini silakan konsultasi dengan Riva (Dr. Scott) hehehehehehe. Dengan demikian kita tidak perlu membayar excess baggage.
Luar biasa event GF kali ini. Mungkin dalam hidup saya belum tentu bisa saya kembali gowes seperti ini lagi. Banyak pengalaman dan kisah selama 3 hari bersama yang bisa jadi cerita ke anak cucu kelak.
Go GF... Livestrong…
Note :
Tahun depan kita berencana untuk kembali Go Intenational dengan mengunjungi Thailand, Malaysia atau Vietnam.
Untuk foto lainnya silahkan klik disini
Tas Sepeda bisa di beli di http://www.sepeda98.com/